exploringdatascience.com – Prompt injection adalah teknik serangan siber yang menargetkan sistem kecerdasan buatan (AI), khususnya model bahasa besar (LLM), dengan menyisipkan perintah tersembunyi dalam input pengguna atau data eksternal. Serangan ini dapat menyebabkan AI menghasilkan output yang tidak diinginkan, membocorkan informasi sensitif, atau melakukan tindakan yang merugikan.
Serangan prompt injection dapat bersifat langsung, melalui input pengguna yang dirancang khusus, atau tidak langsung, dengan menyisipkan instruksi tersembunyi dalam data seperti email, dokumen, atau halaman web. Misalnya, pada Desember 2024, ditemukan bahwa alat pencarian ChatGPT rentan terhadap manipulasi melalui konten tersembunyi di halaman web, memungkinkan penyerang mengubah respons AI tanpa sepengetahuan pengguna.
Ancaman ini semakin relevan seiring meningkatnya adopsi AI dalam berbagai sektor. Laporan dari The Alan Turing Institute pada November 2024 menunjukkan bahwa 75% karyawan bisnis menggunakan AI generatif, namun hanya 38% organisasi yang mengambil langkah mitigasi terhadap risiko prompt injection.
Untuk menghadapi ancaman ini, organisasi perlu menerapkan langkah-langkah keamanan seperti validasi input yang ketat, pembatasan akses terhadap data sensitif, dan pelatihan pengguna mengenai risiko prompt injection. Selain itu, pengembangan model AI yang lebih tahan terhadap manipulasi dan integrasi sistem deteksi anomali dapat membantu mengurangi risiko.
Dengan memahami dan mengantisipasi ancaman prompt injection, organisasi dapat melindungi integritas sistem AI mereka dan memastikan keamanan data serta kepercayaan pengguna tetap terjaga.