exploringdatascience.com – Teknologi mobile kini terus berkembang, dan salah satu inovasi paling mencolok di 2025 adalah integrasi satellite-enabled connectivity langsung ke dalam smartphone. Alih-alih mengandalkan menara seluler, ponsel sekarang bisa terhubung melalui satelit LEO (Low Earth Orbit), memungkinkan akses komunikasi di area paling terpencil sekalipun. Qualcomm telah memperkenalkan Snapdragon Satellite, yang memungkinkan perangkat dengan chipset Snapdragon 8 Gen 2 untuk mengirim dan menerima pesan melalui jaringan 5G Non-Terrestrial (NTN). Layanan serupa juga sedang diuji oleh T-Mobile lewat kerjasama dengan Starlink, dan Vodafone sukses melakukan panggilan video via satelit di area tanpa jangkauan sinyal seluler.
Potensi utama teknologi ini sangat luas: mulai dari kemudahan komunikasi bagi pendaki gunung, nelayan di laut lepas, hingga penanganan situasi darurat di wilayah tanpa sinyal. Namun, kecepatan dan stabilitas koneksi satelit masih kalah dibanding jaringan darat, ditambah kebutuhan garis pandang ke langit untuk transmisi yang optimal.
Perkembangan ini mencerminkan langkah besar menuju mobile tanpa batas geografis. Bahkan, pengguna di kota besar bisa saja menggunakan layanan darurat melalui satelit saat terjadi pemadaman jaringan lokal. Di masa mendatang, dukungan ini dapat menjadi fitur standar di semua handset flagship, bukan hanya tambahan dalam situasi darurat.
Teknologi satelit pada smartphone menunjukkan bahwa “ponsel” masa depan tidak lagi tergantung pada infrastruktur darat. Ini membuka peluang komunikasi yang benar-benar global—dihatimu, sambunganku.