Pentingnya Pengembangan Aplikasi Berbasis Low-Code untuk UMKM

Pengembangan aplikasi berbasis low-code menjadi solusi revolusioner bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk bersaing di era digital. Platform low-code, seperti OutSystems atau Mendix, memungkinkan pengguna dengan minim pengalaman pemrograman untuk menciptakan aplikasi fungsional melalui antarmuka drag-and-drop. Menurut pakar teknologi dari Telkom Indonesia, Budi Santoso, pendekatan ini memangkas waktu dan biaya pengembangan hingga 70% dibandingkan metode tradisional. Pengalaman UMKM lokal, seperti toko online di Bandung, menunjukkan bahwa mereka bisa meluncurkan aplikasi penjualan dalam hitungan minggu, meningkatkan efisiensi operasional dan jangkauan pasar.

Keunggulan low-code terletak pada fleksibilitas dan skalabilitasnya. Pengembang dapat dengan mudah menyesuaikan fitur seperti manajemen inventaris, pembayaran digital, atau analitik pelanggan sesuai kebutuhan bisnis. Data dari Asosiasi Pengembang Perangkat Lunak Indonesia (APSI) menyebutkan bahwa adopsi low-code oleh UMKM tumbuh 40% pada 2024, didorong oleh kemudahan integrasi dengan tools seperti WhatsApp atau e-wallet. Platform ini juga mendukung pemeliharaan aplikasi tanpa memerlukan tim IT besar, cocok untuk bisnis kecil yang ingin tetap hemat biaya namun inovatif.

Manfaatnya bagi UMKM tidak hanya teknis, tapi juga strategis. Dengan aplikasi low-code, pelaku usaha bisa fokus pada pengembangan produk dan layanan, bukan terjebak dalam kerumitan coding. Studi dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa UMKM yang mengadopsi teknologi ini meningkatkan pendapatan rata-rata 25% dalam enam bulan pertama. Namun, edukasi tentang penggunaan platform ini masih perlu diperluas agar lebih banyak pengusaha memanfaatkannya. Low-code bukan sekadar tren, melainkan jembatan menuju transformasi digital yang inklusif untuk UMKM Indonesia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *